Dingin angin Bogor menusuk tulang. Aku tinggal di Bogor. Dekat jembatan merah. Berjajar tukang makanan sepanjang Jembatan Merah Bogor ini. Ada Doclang makanan khas Bogor. Campuran lontong, tahu dan kecambah. Dilumuri perpaduan kentang dan kacang tanah. Rujak, asinan, baso. Sehingga sering terjadi kemacetan disini. Tempat ini menjadi terminal bayangan angkot. Rumahku dua menit saja menuju jalan raya. Tentunya mengasyikkan. Tidak lelah jalan kaki.
Pagi di bulan Oktober. Matahari cukup terik. Aku dan seorang kawan pergi ke Curug Nangka. Pakai motor. Merasakan petualangan sejati. Motor meluncur dengan kecepatan sedang. Kami ingin menikmati belaian angin dipersimpangan pagi menuju siang. Hari minggu hari liburan buat pekerja. Rutinitas sehari-hari sering membuat stres. Jelajah alam pegunungan obatnya. Berharap memulai senin dengan segar bugar.
Bogor surga bagi penghuni ibukota Jakarta. Ditakdirkan memiliki hawa sejuk. Pepohonan besar ratusan tahun bertengger memenuhi Kebun Raya Bogor. Pinggiran trotoar masih berjajar pohon-pohon rindang. Kala musim hujan kadang ada saja pohon yang tumbang. Akibat usia pohon sudah menua. Meneduh di Bogor menenangkan.
Kawasan Bogor memiliki objek wisata alam, budaya, sejarah dan kuliner. Pusat belanja seperti factory outlet Bogor mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Jalan Padjajaran tempat berkumpulnya factory outlet dan perkantoran lainnya. Tidak sulit mencari makan di Jalan Padjajaran. Mudah ditemui jajanan khas Bogor dan makanan berat seperti nasi sekitar sini. Menuju lokasi ini cukup dengan angkutan umum dari Stasiun Kereta Bogor hanya Rp3.000.
Perjalanan kali ini menuju air terjun Curug Cinangka Bogor. Menuju curug ini. Akan dijumpai pepohonan rindang. Hawa sejuknya menusuk sumsusm tulang. Dikelompok pencinta jalan-jalan. Pasti sudah terkenal wisata alam satu ini. Air terjun Curug Nangka ini memiliki 3 tahap semburan. Masing-masing ketinggian kurang lebih 10-20 centimeter. Jika kamu pergi dari pagi. Bisa ke Curug Kawung dan Daun yang berjarak hanya 100 meter saja dari Curug Nangka ini.
Curug Nangka Bogor terletak di Desa Warung Loa, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Jarak tempuh dari Bogor 25 KM. Perjalanan menggunakan sepeda motor sekitar 1 jam, menuju pintu gerbang curug. Lalu disambung jalan kaki ke dalam sekitar 1,5 KM. Lupa lagi berapa harga tiket masuknya. Sudah lama terlewati. Menuju air terjunnya ada jalanan menanjak tapi tidak sampai ngos-ngosan. Jalan santai menikmati semilir angin, sambil menyegarkan mata menghitung pohon pinus saja, sampailah dilokasi air terjun.
Sepanjang jalan menuju lokasi air terjun. Teman-teman akan disuguhi anak-anak berenang dengan sukacita. Sungai kecil yang dijadikan kolam renang alami. Sumber airnya dari air terjun yang dialirkan kebawah.
Teman-teman yang ingin backpacker ke Curug Nangka. Bisa naik kereta dari Jakarta-Bogor turun distasiun terakhir Bogor. Lalu naik angkot 02 ke arah Mall BTM. Diteruskan angkot arah Ciapus. Tiba dipinggir arah curug dilanjutkan dengan jalan kaki atau sewa ojek.
Nguk..nguk..suara kera liar penghuni Curug Nangka bergelantungan. Saya sempat memberi makan keluarga monyet ini. Hati-hati teman-teman jangan makan sambil jalan. Bisa diserbu para monyet loch. Hawa sejuk alami serasa pendingin alami, karena masih daerah sekitar Gunung Bunder. Mushola dan toilet tersedia, juga warung-warung makanan kecil meramaikan suasana Curug Nangka. Kalau teman-teman suka kemping. Bisa juga gelar tenda disini. Area ini tersedia untuk camping ground.
Siap-siap moncongkan kamera sepanjang menuju air terjun ini. Siapa tahu melihat pemandangan sepasang kekasih bermesraan di bawah sungai. Saya melihatnya. Namun tak tega untuk membidik dengan kamera.
Tibalah di Curug Nangka. Setelah berjalan menanjak. Gemuruh air terjun terdengar. Cipratan air dingin membasahi muka dan pakaian. Tinggi air terjun ini sekitar 20 meter. Tak rela bila tak mencebur turun ke bawah. Banyak pasangan muda-mudi yang mengunjungi tempat ini. Dihari libur lokasi wisata alami yang berada di Bogor ini. Dijadikan tempat untuk berlibur keluarga. Bagi yang mempunyai anak-anak masih kecil. Mendekatkan dengan alam sejak dini merupakan cara bijak mengajarkan mencintai alam.
Suka artikel ini! Yukkkk tolong dishare :)
Keren dah ... semoga suatu saat bisa ke sini ... tks
BalasHapus